Nisan Kolonel Buck
Sebagian besar orang yang tinggal di Maine, New England tahu kisah menyeramkan dari batu nisan milik Kolonel Buck. Pasalnya, nisan salah satu tokoh lokal itu selalu diliputi berbagai kejadian aneh, termasuk selalu adanya gambar sebelah kaki di atas nisan.
Kolonel Jonathan Buck adalah orang yang terpandang yang hidup di Maine pada sekitar tahun 1700-an. Tapi, si kolonel ini sedikit genit. Jadi, walaupun sudah beristri, dia masih suka merayu cewek lain. Salah satu cewek yang dia taksir adalah pembantunya sendiri bernama Ida Black. Cewek ini pun termakan rayuan mautnya sampai akhirnya dia hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki.
Merasa kesulitan membesarkan anak tersebut sendirian, wanita ini pun meminta pertanggungjawaban dari si kolonel. Kolonel Buck menolak demi menjaga nama baik dan reputasinya. Sayangnya, ceritanya nggak berhenti di situ saja. Karena takut diganggu lagi, Kolonel Buck pun menuduh wanita ini sebagai penyihir. Tentu saja penduduk kota itu jauh lebih percaya kepada seorang tokoh penting daripada pembantu. Akhirnya, wanita yang dituduh sebagai penyihir itu pun dibakar hidup-hidup.
Anak laki-laki wanita itu pun dipaksa melihat waktu ibunya terpanggang. Ketika salah satu kaki ibunya terlepas dilahap api, anak laki-laki itu pun menerebos kerumunan dan mengambil kaki yang belum terbakar itu. Dia pun mengubur satu-satunya bagian tubuh ibunya yang masih tersisa.
Keanehan mulai terjadi ketika si kolonel meninggal. Setelah ia meninggal, di nisannya seperti ada gambar sebelah kaki yang diduga milik penyihir itu. Batu nisan itu pernah sekali dicabut dan dibuang ke laut. Tapi, batu itu selalu kembali ke daratan. Akhirnya, penduduk kota pun memutuskan menghancurkan batu itu dan membuat yang baru. Tapi, beberapa waktu berselang, gambar sebelah kaki itu kembali terpampang di situ...
Kolonel Jonathan Buck adalah orang yang terpandang yang hidup di Maine pada sekitar tahun 1700-an. Tapi, si kolonel ini sedikit genit. Jadi, walaupun sudah beristri, dia masih suka merayu cewek lain. Salah satu cewek yang dia taksir adalah pembantunya sendiri bernama Ida Black. Cewek ini pun termakan rayuan mautnya sampai akhirnya dia hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki.
Merasa kesulitan membesarkan anak tersebut sendirian, wanita ini pun meminta pertanggungjawaban dari si kolonel. Kolonel Buck menolak demi menjaga nama baik dan reputasinya. Sayangnya, ceritanya nggak berhenti di situ saja. Karena takut diganggu lagi, Kolonel Buck pun menuduh wanita ini sebagai penyihir. Tentu saja penduduk kota itu jauh lebih percaya kepada seorang tokoh penting daripada pembantu. Akhirnya, wanita yang dituduh sebagai penyihir itu pun dibakar hidup-hidup.
Anak laki-laki wanita itu pun dipaksa melihat waktu ibunya terpanggang. Ketika salah satu kaki ibunya terlepas dilahap api, anak laki-laki itu pun menerebos kerumunan dan mengambil kaki yang belum terbakar itu. Dia pun mengubur satu-satunya bagian tubuh ibunya yang masih tersisa.
Keanehan mulai terjadi ketika si kolonel meninggal. Setelah ia meninggal, di nisannya seperti ada gambar sebelah kaki yang diduga milik penyihir itu. Batu nisan itu pernah sekali dicabut dan dibuang ke laut. Tapi, batu itu selalu kembali ke daratan. Akhirnya, penduduk kota pun memutuskan menghancurkan batu itu dan membuat yang baru. Tapi, beberapa waktu berselang, gambar sebelah kaki itu kembali terpampang di situ...
source: gadis.co.id
Comments
Post a Comment