Terbentur Gengsi


Menurut KBBI, gengsi merupakan kehormatan dan pengaruh; harga diri; martabat;
yang mana terkadang dapat menjelma menjadi tembok atau pagar yang membatasi sesosok individu dari lingkungan sekitarnya.

Well, bagiku seperti itulah gengsi.

It makes sure you could 'survive' in this cruel world. But in the other hands it may restrain you from doing things, lead you to the feeling of regret for not doing those things in the very first time/place.

Eventho di postingan sebelumnya I stated that it's not regret who comes late, but gratitude, rasa menyesal selalu muncul saat kita sudah melakukan ataupun sedang melakukan suatu hal.

Dan seringkali perasaan ingin menjaga gengsi turut hadir dalam proses decision making yang kita lakukan, pun ikut turun tangan dan mengambil andil besar in order for things could happen in our life.

Coba hitung, berapa kali dalam perjalanan hidupmu kau membentur suatu tembok bernama gengsi?

Berapa kali kau menghindari suatu hal akibat gengsi yang ada? Yang lalu berujung pada penyesalan akibat ternyata hal tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi kita.

Berapa kali kau memilih suatu pilihan akibat gengsi semata? Yang kemudian membuatmu menyesal telah memilih namun mau tak mau pilihan tersebut harus kau jalani hingga akhir nanti.

Berapa kali kata tolong tidak mampu kau ucap akibat gengsi yang kau miliki? Hingga membuatmu kepayahan dalam menanggung beban yang kau miliki, yang bahkan terkadang bukan sepenuhnya merupakan bebanmu.

Berapa kali kata maaf tidak jadi terucap akibat gengsi? Hingga hubunganmu dengan insan lain dalam konflik tersebut meregang tanpa dapat kembali dieratkan.

Berapa kali kata rindu, sayang, serta cinta tidak jadi terucap akibat gengsi? Terlalu malu dan takut mengucap, hingga akhirnya penyesalan datang?

Berapa kali dalam hidupmu kau membentur tembok bernama gengsi, baik tak sengaja maupun disengaja, which leads you to choosing something you shouldn't have been choose?

Gengsi hadir untuk mengantipasi hati dari rasa sesal yang mungkin akan timbul di lain waktu. Namun kehadirannya seringkali justru memikat rasa sesal itu sendiri untuk datang. Terkadang mungkin kita memang harus sedikit mengenyahkan rasa gengsi untuk beberapa saat dalam membuat suatu keputusan. Berpikir untuk jangka panjang, bukan untuk sesaat tak ada salahnya bukan? Walaupun terasa mudah untuk dibayangkan dan diucapkan, it's not that easy to be done. :')

It took such a lot of courage, untuk mengenyahkan gengsi dalam interaksi kita dengan semesta. But it is worth to try, doesn't it? :)

*here cheers for everyone who decides to get rid their prestige for awhile in order to achieve something bigger, I KNOW YOU WILL DO IT AND YOU CAN DO IT WELL.

Ciao!

Comments

Popular posts from this blog

Merlin

Orang Yang Ga Tau Malu

SILAHKAN DIBACA: cerita singkat Juni 2013 - Mei 2014