Kisah Si Malang
Aku...
Aku memang bukan siapamu.
Hanyalah pengamat kisahmu, aku.
Kisahmu dengan dia dan dirinya.
Kisahmu dengan temanmu.
Kisahmu dengan temanku, aku.
Kisahmu dengan si kucing dan burung.
Yang senantiasa mengelilingi mu.
Seperti aku yang juga senantiasa terbang di dekat mu.
Kau menyayangi kucing itu. Dia ada terlebih dahulu.
Aku tahu.
Kau mengasihi burung itu. Kicaunya menenangkanmu.
Aku tahu.
Sang kucing kemudian pergi berkelana.
Meninggalkan kau yang mulai merana.
Bahkan kicau sang burung tak dapat bangkitkan asa.
Aku tahu.
Kucing itu, dia pergi entah kemana.
Namun disisimu sang burung tetap setia.
Berusaha menghiburmu.
Aku tahu.
Lambat laun kau mulai melupakan kepergiannya.
Namun kau tidak dapat lupa akan rasanya.
Aku tahu.
Rasa sayangmu semakin bertambah pada si burung.
Tak hanya mengasihi, kau kini menyayangi.
Kau jatuh cinta padanya, pada kegigihannya.
Yang selalu ada disisimu.
Saat kau mulai majenun.
Berpikir semua tinggalkanmu.
Aku tahu.
Aku tahu kau rasa bimbang saat itu.
Tatkala si kucing kembali, dengan rasa cemburu.
Cemburu pada si burung yang mulai kau manja.
Hingga buat mu harus memilih.
Aku tahu.
Aku hanyalah pengamat.
Yang tak bisa mencegahmu dari bertindak.
Tak dapat berikan saran padamu si malang.
Si malang yang tak ingin cintanya pergi lagi.
Akhirnya melepas burung yang ia kasihi.
Dengan berat teramat di dalam hati.
Si malang tak tahu aku tahu.
Semakin ia mencinta si kucing, semakin pula ia merasakan pedih di hati.
Tempat untuk sang terkasih, terasa teramat perih.
Kau halau si burung. Meski perih kau tutupi.
Namun ia datang selalu, lagi dan lagi.
Mulai jemu, kau merasa terganggu.
Aku tahu.
Dengan kasar kau tepis sayapnya.
Dengan kasar kau bungkam kicaunya.
Hingga akhirnya ia lelah dan memilih pergi.
Tinggalkan luka tak kasat mata di dadamu.
Aku tahu.
Si burung menjauh.
Lalu kau mulai rindu.
Si malang panggil si burung.
Datang siap mengibur, burung malah dihalaunya.
"Kamu menggangguku," tipumu.
Walau sakit, burung tetap datang saat dipanggil.
Hingga ia mulai lelah.
Dan memilih berkawan dengan kelinci sahabat si malang.
Malang cemburu.
Malang putus asa.
Malang takut burung tak dapat ia jangkau, walaupun dekat.
Sungguh malang kau, malang.
Kau merindukannya.
Aku tahu.
Aku tahu namun kau tak tahu aku tahu.
Comments
Post a Comment